RSS

Fallin' In Love At The First Sight


Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa minggu terakhir saya dan suami sedang sering-sering nya main tebak-tebakan lagu jadul.  Salah satunya lagu-lagu era kami masih ABG dimana FTV sedang hits-hitsnya.

Di era itu mayoritas lagu isinya cinta-cintaan. Jatuh cinta pada pandangan pertama lah, selalu cinta lah, dll. Kalau didengar sama ABG sekarang mungkin bakal dibilang "bucin banget" kali ya? Cuma liet doang aja bisa jatuh cinta. Hahahaa..

Saya termasuk orang yang gak percaya sama cinta pada pandangan pertama. Pada pandangan pertama kalau ada ketertarikan itu namanya bukan cinta, tapi nafsu. Gak tau apa-apa trus bisa suka itu apa coba namanya kalau bukan tipu daya setan?

Konteksnya pun tidak cuma orang aja, termasuk juga sama barang-barang dan kegiatan. Kalau jatuh cinta sama barang eletronik misal nih ya, pasti sebelumnya saya udah kepo dulu ini alat berapa watt, kapasitas berapa, spesifikasi lainnya dan terutama harganya. Wkwkwkwk

Dulu seorang senior saya menikah dengan proses taaruf tanpa perah kenal suaminya sebelumnya. Setelah selesai resepsi ketika kami tanya wawancara di grup, beliau bilang "aku biasa aja tuh". Tapi lama-kelamaan semakin mesra dengan suaminya, layaknya orang jatuh cinta tapi gak berhenti-berhenti.

Beberapa hari lalu giliran saya ditanya oleh suami, "waktu nikah, emang rasanya gimana?"
Hayoooo, bingung gak mau jawab apa? Akhirnya saya cuma jawab "mau jawaban yang jujur apa ndak jujur?" :p

Awalnya doi ngambek minta jawaban yang gak jujur aja, tapi toh saya gak punya jawaban selain yang jujur:
"Rasanya bersyukur, alhamdulillah. Dengan rasa bahagia yang pas, tidak kurang tapi juga tidak berlebihan"

Alih-alih ngambek atau pundung, suami malah menjawab:
"Iya ya, kayaknya kalau orang yang sudah pacaran pas nikah tuh pasti seneng banget yang 'yess akhirnya gue nikah juga' apalagi yang pacarannya lama, sementara kita yang baru kenal trus lewat taaruf pasti rasanya senangnya mengalir pelan-pelan semakin lama semakin deras"

Yes, tidak ada rasa yang melebihi rasa syukur saat kami menikah. Bahagia itu pasti, tapi biarlah ia mengalir perlahan agar kami tidak pernah merasa kekurangan karena sudah habis banjir di awal.

Beda Perspektif Keluarga


Bismillahirrahmanirrahim

Sebagai pejuang perantauan yang masih newbie, saya baru ngerti kenapa dulu waktu kuliah teman-teman yang dari luar jabodetabek itu rekat banget dengan paguyubannya. Nyari temen seperjuangan, men!

Sekarang saya dan suami punya beberapa, dan kami beberapa kali tamasya bareng. Nah di momen tamasya bareng lah kami lagi-lagi belajar kalau prinsip dan perspektif tiap keluarga itu beda. Kadang kami jalan-jalan ala double date, kadang triple date. Kadang nginep, kadang nggak.

Kadang juga double date + para rekan kerja yang singlelillah. Nah, kalau yang ini kita yang sudah menikah harus peka perasaan ya. Jangan bikin yang single baper trus jadi kesusu untuk nikah. Hehe..

Dulu sejak SMP saya orangnya egois bin blak-blakan. Yang tidak sesuai hati pasti diutarakan langsung. Sampai dilabrak sama senior karena saya nggak "tunduk" sama "rezim" mereka. Huahaha... Dan ini masih berlangsung sampai kuliah.

Tapi akhirnya semenjak kerja dan berinteraksi dengan banyak orang terutama yang lebih tua, saya pelan-pelan jadi paham sama toleransi. Beruntungnya, tempat saya bekerja isinya orang-orang yang banyak mengajari saya kebaikan. Dari cerita-cerita, keseharian, hingga etos kerja nya.

Banyak pelajaran-pelajaran penting yang saya catat baik-baik dari pengalaman-pengalaman yang mereka ceritakan tentang pernikahan, tentang menjadi orang tua. Saya tidak perlu mengulang kesalahan yang sama.

Sekarang setelah menikah lahan belajar nya jadi tambah luas selain hanya di kantor sendiri. Belajar sama ibu-ibu RT, sama ibu-ibu persatuan istri waktu arisan di kantor suami, di pengajian, dll. Semoga kami tidak menyia-nyiakannya dan dapat selalu mengambil hikmah pelajaran ya.

Sisir


Bismillahirrahmanirrrahim

Entah kenapa tiba-tiba saya pengen ngomongin sisir. Jadi kemarin saya baru beli sisir harga 21 ribu rupiah di minimarket. Entah gimana juga ceritanya tiba-tiba saya stres karena gak punya sisir sementara kami harus safar, yang tentunya butuh sisir dan perlengkapan lain.

Ternyata, sisir yang sebelumnya biasa dipakai di rumah sudah berkaki sehingga bisa jalan sendiri. Istilah ini biasa dipakai di rumah nenek saya untuk menyebut barang-barang yang hilang tapi bukan karena diambil orang.

Setelah ngurus rumah sendiri, barang berkaki ini sering banget terjadi memang. Tapi seringnya saya tau si barang jalannya kemana. Jadi waktu suami nanya, saya selalu tau yang dicari lagi nongkrong dimana. Iya, kayak mamak-mamak gitu yang ditanya apa aja dimana pasti tau, nyari apa aja pasti ketemu.

Sampai akhirnya si sisir ini yang bikin stres karena saya nggak tau dia jalannya kemana, meanwhile saya harus segera packing dia. Akhirnya kami putuskan beli aja di jalan nanti.

Kalau dipikir-pikir. Kami ternyata jarang sekali beli ini itu. Kalaupun kami punya, pasti kalau bukan karena hadiah, kami beli waktu lagi emang mau dipake karena butuh. Sekalinya beli yang aneh-aneh tapi akhirnya jarang dipake wes rasanya nyuesel pol.

Setahun terakhir saya gapernah beli baju baru, tapi lemari malah tambah penuh.
Setahun terakhir saya cuma beli 1 pasang sepatu dan 1 pasang sendal, tapi rak sepatu kok ya udah gamuat aja.

Dulu saya sulit membuang banyak barang karena dirasa penuh memori lah, langka lah, dulu belinya mahal lah. Tapi jengah juga akhirnya karena rumah saya (dulu) segitu-gitu aja gabisa tambah gede kan. Akhirnya tiap 3 bulan saya berhasil membuang hingga 40% dari barang-barang di meja dan lemari saya.

Dari sebelum nikah saya udah wanti-wanti suami supaya gak usah beli barang-barang yang tidak penting atau kelewat mahal/mewah. Misalnya TV, lemari, pecah belah kristal dsb. Saya bilang gausah beli lemari supaya kami nantinya gak hedon beli pakaian. Yang dipakai toh cuma masing-masing satu kan? Biar sadar dan selalu bersyukur lihat lemari kecil tua yang udah penuh sesak.

Alas kasur sama selimut juga cuma 2 lembar dipakai ganti-gantian. Dicuci sekali seminggu. Sebenarnya masih ada banyak sekali tapi cuma disusun di gudang. Gaada yang beli karena semuanya hadiah nikahan.

Alhamdulillah sekarang saya udah nggak stres karena sudah punya sisir. Doakan dia awet nggak hobi jalan-jalan ya.


Copyright 2009 It's My World, My Room, and My Shout. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy